Indonesia
merupakan salah satu negara yang mempunyai keragaman hayati,diantaranya adalah
biofarmaka yang sangat bermanfaat dalam aspek medis (kesehatan)
baik langsung maupun tidak langsung. Saat ini masyarakat semakin menyadari
tentang maknakesehatan melalui perbaikan pola konsumsi, akibat trend “back to
nature” semakin meningkat, termasuk di Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut,
perhatian dan upaya memanfaatkan obat alami semakin meningkat dan temulawak
merupakan salah satu komoditas yang sangat diandalkan. Salah satu komoditas
yang berpotensi di Indonesia adalah kunyit. Kunyit, (Curcumalonga Linn.syn.
Curcuma domestica Val.) termasuk salah satu tanaman rempah dan obat aslidari
wilayah Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami persebaran ke daerah
Indo-Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika.
Hampir
setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya pernah mengonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau
untuk menjaga kesehatan dan kecantikan. Kunyit tergolong dalam kelompok jahe-jahean Zingiberaceae. Di Indonesia ataupun Asia kunyit sudah dimanfaatkan dalam pengobatan sebagai
obat tradisional sebagai obat luka, penghilang rasa nyeri, artritis dan yang
terakhir dari penelitian para ahli menemukan bahwa kurkumin mampu
mencegahtumbuhnya sel kanker.
Kunyit
merupakan tanaman obat berupa semak dan bersifat tahunan yang tersebar
diseluruh daerah tropis di Indonesia. Tanaman kunyit tumbuh subur dan liar di
sekitar hutankebun. Diperkirakan berasal dari Binar pada ketinggian 1300-1600 m
dpl. Tanaman banyak
dibudidayakan di Asia Selatan khususnya
di India, Cina Selatan, Taiwan, Indonesia (Jawa), dan Filipina.
Di
Indonesia, kunyit termasuk komoditas terbesar di Indonesia. Pada tahun 2004 data produksi
menyatakan bahwa Indonesia mampu memproduksi kunyit sebesar 16.666.504 tondan
daerah yang paling berpotensi terhadap pertumbuhan kunyit adalah provinsi Jawa
Tengah.Areal dan produksi di jawa tengah mencapai 6.765.546 ton. Kunyit memiliki
akar kunyitmempunyai bau khas aromatik, rasa agak pahit, agak pedas dan dapat
bertindak sebagaiastringensia Kandungan Zat : Kurkumin : R1 = R2 = OCH3 10 %
Demetoksikurkumin : R1 =OCH3, R2 = H 1 – 5 % Bisdemetoksikurkumin: R1 = R2 = H
sisanya Minyak asiri / Volatiloil (Keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%,
Zingiberen 25%, felandren, sabinen, borneoldan sineil ) Lemak 1 -3 %,
Karbohidrat 3 %, Protein 30%, Pati 8%, Vitamin C 45-55%,Garam-garam Mineral
(Zat besi, fosfor, dan kalsium) sisanya.Indonesia memiliki potensi besar dalam
pegnembangan kunyit. Berdasarkan potensikesesuaian lahan (Puslitan) luas areal
lahan dengan agroklimat yang cocok untuk mengembangan temulawak mencapai
10.548.033 ha. Di Jawa tersebar pada 6 (enam) propinsiantara lain Banten, Jawa
Barat, Jawa Tengah D.I. Yogyakarta dan Jawa Timur dan ProvinsiKalimantan
Selatan
Data
dari Kementerian Kesehatan Provinsi Riau menunjukkan bahwa pada tahun 2009
obesitas di Provinsi Riau mencapai 17,5 persen. Mengingat dewasa ini pola hidup yang cenderung modern dengan gejala serba instan,
menjadikan penyakit yang berkembang di masyarakat juga beragam seperti diabetes. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
manfaat obat herbal seperti kunyit, sehingga kunyit hanya dikonsumsi pada bumbu
dapur saja.
Kandungan Zat yang terdapat pada kunyit
Sedangkan kandungan zat yang ada dalam kunyit mengandung senyawa yang sangat berkhasiat sebagai obat, kandungan yang terdapat dalam kunyit sering disebut sebagai kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, kemudian desmetoksikumin sebanyak 10% dan bisdesmetoksikurkumin sebanyak 1-5%. Zat- zat bermanfaat lainnya yang ada pada kunyit seperti minyak atsiri yang terdiri dari Keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, Zingiberen 25%, felandren , sabinen , borneol dan sineil. Kunyit juga mengandung Lemak sebanyak 1 -3%, Karbohidrat sebanyak 3%, Protein 30%, Pati 8%, Vitamin C 45-55%, dan garam-garam mineral, yaitu zat besi, fosfor, dan kalsium.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar